Ada seseorang mengatakan,
" Kumpulkanlah uang mu karena kemuliaan itu adalah harta, dan engkau bisa melakukan apa saja tanpa paman dan bibi".
Falsafah yang mendorong untuk menghambur-hamburkan harta, membelanjakannya pada tempat yang tidak benar, merupakan falsafah hidup yang salah dan tidak dibenarkan.
Islam menyeru kepada para pemeluknya untuk mencari harta dengan cara yang baik, mengumpulkan harta dengan cara yang wajar dan membelanjakannya kepada hal-hal yang mulia, agar terangkat menjadi mulia karena hartanya. Rasululloh pernah bersabda : " Sebaik-baik harta yang didapat dengan cara yang baik adalah harta yang ada di tangan orang-orang Shalih". {Hadist_Hasan}.
Satu hal yang menyebabkan kegusaran dan keresahan adalah banyaknya hutang, atau kefakiran yang berkepanjangan dan menghancurkan. Rasululloh bersabda : " Apakah kalian hanya menunggu kekayaan yang membuat kecongkakan atau kefakiran yang menjadikan lupa (kepada Alloh SWT)". Oleh sebab itulah Rasululloh memohon perlindungan kepada Alloh SWT dari hal-hal seperti itu seraya bersabda : " Yaa Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran".
Dalam sabdanya yang lain Rasululloh mengatakan : " Hampir saja kefakiran menjerumuskan manusia kepada kekafiran".
Ini semua sama sekali tidak bertentangan dengan hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Majah : "Ber-zuhud-lah engkau terhadap dunia, niscaya Alloh akan mencintaimu, dan ber-zuhud-lah engkau terhadap apa yang ada pada sesama, niscaya mereka akan mencintaimu". Hanya saja dalam hadist ini ada unsur Dha-if-nya.
Namun maknanya adalah bahwa kita harus merasa cukup dengan terpenuhinya kebutuhan dasar. Kita juga harus merasa puas dengan terpenuhinya kebutuhan yang tidak mengharuskan meminta-minta dari orang lain. Kita harus menjadi orang yang mulia dan cukup dengan yang ada, berarti menjaga diri sendiri untuk tidak meminta-minta kepada orang lain. " Dan barang siapa merasa cukup dengan apa yang Alloh titipkan, maka Alloh akan mencukupkannya". {Al-Hadist}.
Dalam sebuah hadist sahih disebutkan : "Sesungguhnya, jika engkau meninggalkan para pewarismu dalam keadaan kaya jauh lebih baik darpada engkau harus meninggalkan mereka dalam keadaan miskin dan meminta-minta".
Dalam hadist sahih disebutkan : "Tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah". Tangan yang diatas adalah yang memberi, sedangkan tangan yang dibawah adalah tangan yang mengambil dan meminta.
(Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri mereka dari meminta-minta).
{QS. Al-Baqarah : 273}
Ayat ini mengandung arti, jangan menjilat orang lain hanya untuk mendapatkan rezeki atau penghidupan. Alloh SWT telah menjamin rezeki, kematian dan kehidupan semua mahluk. Kemuliaan Iman itu adalah keteguhan hati, dan orang-orang yang imannya mulia adalah orang-orang yang mulia. Mereka mempunyai kemuliaan, kepala mereka selalu tegak, dan hidung mereka selalu terangkat.
( Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir? Maka, sesungguhnya semua kekuatan adalah milik Alloh SWT ).
{QS. An-Nisaa : 139}
}{
}{
}{
}{
}{
}{
}{
}{
Sumber : DR. Aidh al-Qarni